Pembelajaran sebagai suatu sainsmenggunakan pendekatan sistem dalam pengembangannya titik pendekatan yangpaling sederhana oleh Briggs (1977) disebut "three anchor points" sedangoleh Kaufman (1988) disebut "system analysis steps".Pendekatan itu meliputi :1)  Ke mana saya pergi? (Briggs)Apa yang harusdicapai? (Kaufman)* yang dijawabdengan merumuskan tujuan2)  Bagaimana saya dapat mencapainya? (Briggs)Apa langkahyang harus dilaksanakan? (Kaufman)* dijawabdengan merumuskan strategi, teknik, media dan lain-lain.3)  Bagaimana saya tahutelah sampai ? (Briggs)Apa kriteriakeberhasilan? (Kaufman)* dijawabdengan menentukan ukuran/kriteria pencapaian dalam arti kualitas kuantitas,waktu dan fasilitas.

Strategi inquiry erat sekali kaitannyadengan pendekatan deduktif ,  danstrategi diskoveri dengan pendekatan induktif. Namun, meskipun secarakonseptual strategi instruksional itu dapat dibedakan, dalam praktik seringdigabungkan. Para pendidik cenderung lebih banyak menggunakan strategi inquiry karena ditinjau dari pertimbangan waktu lebih hemat dan lebih mudah dikelola.

Strategidiskoveri didasarkan pada teori pemrosesan pengalaman, atau disebut pula teori belajarberdasarkan pengalaman (Experiential Learning). 

Misalnya meningkatkan minat membaca,meningkatnya motivasi untuk belajar matematik,

berbagai macam cara yang dapat dilakukan untukmencapai tujuan umum. Pada umumnya merupakan penggabungan dari beberapa teknik sekaligus, misalnya ceramah, mendongeng, simulasi, dan permainan

meliputi pengorganisasian mahasiswa, dosen dantenaga kependidikan lain. Pengorganisasiandosen dapat dilakukan secara beregu, sendiri, atau bersilihan (bergantian). Sedang pengorganisasian tenaga kependidikan adalah bilamana ada tenaga-tenaga khusus seperti konselor, pengembang pembelajaran, pustakawan, teknisi sumber belajar yang dilibatkan dalam suatu kerja tim

yaitu penahapan dalam melaksanakan proses pembelajaran termasuk usaha yang perlu dilakukan dalam tiap tahap, agar proses itu berhasil

yaitu penahapan isi ajaran yang diberikan agarlebih mudah dipahami

yaitu dasar dan alat (instrument) yang digunakanuntuk mengukur usaha dan atau hasil belajar. Untuk mengukur hasil belajar, ada dua macam patokan yang dapat dipakai, yaitu acuan norma kelompok dan acuan tujuan. Dalam acuan norma kelompok, penilaian didasarkan pada perbandingan prestasi masing-masing pembelajar dengan anggota kelompok yang lain. Sedangkan pada acuan tujuan atau sering pula disebut belajar penguasaan ditentukan terlebih dahulu peringkat pencapaian tujuan (acuan yang sering dipakai secara umum adalah 80% dari pembelajar dapat mencapai 80% tujuan)

yaitu meliputi bagaimana pola pembelajarandiselenggarakan

adalah lingkungan dimana proses belajar mengajarberlangsung. Hal ini meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat duduk, bentuk kursi, macam perlengkapan yang tersedia serta kaya atau miskinnya rangsangan yang tersedia

Jumlah dan saat atau jadwal berlangsungnyaproses belajar mengajar. Kalau jumlah waktunya ketat dan terbatas, seringkali dosen cenderung untuk menghabiskan materi perkuliahan, dengan menghiraukan pemahaman atas materi itu. Sebaliknya kalau pemahaman yang diutamakan maka waktunya perlu luwes. Jadwal pada pagi hari pada umumnya masih didukung oleh kesegaran fisik dan mental, Sedang pada siang atau sore hari kondisi mental dan fisik sudah menurun